Jakarta - Krisis ekonomi di negara-negara Eropa ikut memberikan dampak pada balapan berbiaya mahal seperti MotoGP. Sponsor pun berkurang. Karena itulah event balapan harus terbuka untuk negara lain, seperti Indonesia.
"Yang harus dilakukan pabrikan dan Dorna (penyelenggara MotoGP--red) sekarang adalah untuk berkembang di negara di dunia yang ada bisnis baru seperti Indonesia, India, Amerika Selatan, di kawasan seperti ini," ujar HRC Communication and Marketing Director Livio Suppo saat berbincang dengan wartawan Indonesia, termasuk detikSport, di Losail, Qatar, di sela-sela hingar-bingar MotoGP Qatar akhir pekan lalu.
"Kami menekan Dorna agar punya event balapan di Indonesia, namun saat ini sepertinya susah dilaksanakan," ujarnya.
Menurut Suppo, kendala utama Indonesia untuk menggelar balapan MotoGP adalah tidak adanya sirkuit yang memadai. Sedangkan Sirkuit Sentul, yang pernah dijadikan lintasan kelas internasional dan akan menggelar balapan Superbike tahun 2012 ini, dinilainya masih butuh dibenahi.
"Saat ada race (GP500) sekitar 1996 lalu, Sentul saat itu oke. Kemudian saya ke sana 1 tahun lalu, situasinya sudah berubah, mereka harus banyak bekerja. Saya tahu bakal ada event Superbike tahun depan. Jujur saya tidak tahu bagaimana mereka akan bisa membalap di Sentul," ujarnya tersenyum.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar